dengarlah, matahari
debum jantung berdetik
kau saksi bisu kecil
nyanyian anak kecil
dengarlah napas terakhir
keputusan akhir
hanya darah menilai
apa yang kau kan rasakan
apa yang abu-abu
apa yang redum terakhir
dengarlah nyanyian gadis kecil
mencari tunas yang hidup
di antara keabu-abuan
penuh harap terus mencari
namun jarum di hati
dengarlah utusan surga
terus datang turun
tak terlihat tapi tersentuh
tak tercium namun ada
apalah lagu berkata
bila matahari tak pernah terbit kian
apalah kata berkata
bila malam kelam terus bertambah panjang
tak tahu waktu akhir
memang tak tahu
bisa saja itu sebentar lagi
bagai keabu-auan
lagu senandung terakhir kian mengeras
buat udara kian mengeras
dentuman demi dentuman
saorang pria dengan sebatang rokok
terlihat bagai siluet
nikmatnya kenikmatan dunia
seakan yang terakhir
rayakan keabu-abuan
tak hitam tak putih tak salah tak benar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar